Minggu, 10 Oktober 2010

KONSUMEN ADALAH RAJA ?

Akhir-akhir ini semakin banyak konsumen menulis surat pembaca berita berisi keluhannya tentang kekecewaanya baik pada janji atau pelayanan yang tidak memuaskan dari berbagai perusahaan. Ini bisa dimengerti karena semakin kritisnya konsumen, termasuk semakin sadarnya konsumen akan hak-hak mereka. Kenyataan ini sesungguhnya memberi isyarat. Pertama, bahwa pasar yang bebas dan terbuka akan menempatkan konsumen sebagai raja. Kedua, bahwa prinsip-prinsip etika untuk melayani konsumen secara baik dan memuaskan, mempunyai tempat pijakan yang nyata dalam bisnis global yang bebas dan terbuka.

Fenomena surat pembaca dengan jelas memperlihatkan bahwa kendati yang mengeluh yang mengeluh itu hanya satu orang saja dan hanya satu kali saja, yang satu orang dan satu kali itu bisa punya efek yang sangat merugikan suatu perusahaan. Pengusaha modern sadar bahwa keluhan yang satu kali itu punya efek kumulatif dan ekspansif yang besar sekali. Keluhan itu tidak saja dapat mempengaruhi konsumen lain serta calon konsumen, melainkan juga dapat dimanfaatkan oleh calon pesaing untuk merebut hati konsumennya. Karena itu, sebuah perusahaan eceran besar yang punya barang yang murah dan pelanggan yang banyak sekali tidak segan-segan meminta maaf bahkan memberikan hadiah kepada konsumennya yang mengeluh. Itu tanda bahwa konsumen di mata produsen adalah benar-benar raja.

Sumber dari: Keraf, A. Sonny. 2005. Etika Bisnis. Edisi Baru Cetakan Ke-9. Kanisius: Yogyakarta.

ETIKA DALAM DUNIA BISNIS



Etika dan bisnis adalah dua hal yang berbeda dan mempunyai arti yang berbeda pula. Banyak argumen-argumen yang menyatakan bahwa etika sangat bertentangan dalam dunia bisnis, karena dapat menghambat untuk meningkatkan keuntungan bagi para pembisnis. Persaingan dalam dunia bisnis kini makin ketat dan banyak pembisnis yang menghalalkan berbagai cara untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan akibat yang timbul. Sehingga norma-norma dan nilai-nilai etika akan mudah diabaikan. Etika seharusnya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika mengatur semua aktivitas manusia yang disengaja, dan karena bisnis merupakan aktitivitas manusia yang disengaja, etika hendaknya juga berperan dalam bisnis. Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya dalam mencari keuntungan. Justru dengan kita menerapkan etika dalam berbisnis kita bisa meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang.

Bila kita melakukan kecurangan dalam berbisnis bisa saja kita mendapatkan keuntungan yang sangat besar namun itu takan bertahan lama. Karena cepat atau lambat masyarakat akan mengetahui bahwa ada kecurangan dalam bisnis kita. Sehingga kita akan kehilangan pelanggan dan dapat menyebabkan kerugian yang besar. Dengan demikian para pembisnis harus bisa mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan kecurangan dalam mencari keuntungan yang besar. Selain itu, dapat menciptakan persaingan yang sehat antara pelaku bisnis yang besar dengan pelaku bisnis golongan kecil. Dan dari pihak pemerintah juga harus membuat peraturan perundang-undangan sehubungan dengan etika bisnis dan dari pihak pengadilan harus menegakan hukum-hukum yang berlaku.


SASARAN DAN LINGKUP ETIKA BISNIS


Ada tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis disini. Yang pertama etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Etika bisnis bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Karena bisnis yang baik dan etis menunjang keberhasilan bisnisnya dalam jangka panjang. Dan berfungsi menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik dan etis demi nilai-nilai luhur tertentu dan demi kepentingan bisnisnya sendiri. Etika bisnis dalam lingkupnya yang pertama ini tidak hanya menyangkut perilaku dan organisasi perusahaan secara internal melainkan juga menyangkut secara eksternal.

Sasaran yang kedua yaitu untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, karyawan dan masyarakat luas, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga. Pada tingkat ini etika bisnis berfungsi untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat. Etika bisnis mengajak masyarakat luas untuk sadar dan berjuang menuntut haknya agar hak dan kepentingannya tidak dirugikan oleh pembisnis.

Pada sasaran ketiga, etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih bersifat makro. Dalam lingkup makro, etika bisnis berbicara mengenai monopoli,oligopoly, kolusi dan praktek-praktek semacamnya yang akan sangat mempengaruhi tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomi melainkan baik tidaknya praktek bisnis dalam sebuah negara tersebut. Etika bisnis menekankan pentingnya kerangka legal-politis bagi praktek yang baik, yaitu pentingnya hukum dan aturan bisnis serta peran pemerintah yang efektif menjamin keberlakuan aturan bisnis tersebut secara konsekuen tanpa pandang bulu.


Sumber dari: Keraf, A. Sonny. 2005. Etika Bisnis. Edisi Baru Cetakan Ke-9. Kanisius: Yogyakarta.